RI Sudah Kebanyakan Pengusaha Kerupuk, Kemenkop UKM Bilang Ini
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mendorong agar produk yang dihasilkan wirausaha Indonesia kedepannya tidak hanya dari industri Food and Beverages (FnB) saja, melainkan sanggup mencetak wirausaha yang inovatif dan berbasis teknologi.
Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah mengatakan, Indonesia memiliki sumber daya yang luar biasa. Namun sayangnya, masih belum banyak wirausaha yang mampu menciptakan produknya dengan basis teknologi dan inovasi, supaya wirausaha Indonesia berkelanjutan. Dia mengharapkan produk-produk yang dihasilkan para wirausaha tidak lagi low technology.
Kalau saya kunjungan dengan Pak Menteri Koperasi dan UKM (Teten Masduki). Pak Menteri selalu berkomentar 'kenapa ya kalau expo itu (produknya) tidak jauh-jauh dari kerupuk dan keripik?'. Jadi, Pak Menteri bilang kalau ini (kerupuk dan keripik) jangan diperbanyak, (karena) sudah banyak. Kita butuh yang berbasis teknologi dan inovasi, kata Siti Azizah dalam acara Open Call Entrepreneur Development (Entredev) 2024 di Artotel Mangkuluhur, Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Siti Azizah menyebut health and beauty saat ini menjadi sektor unggulan. Seperti halnya, parfum HMNS. Ditambah, Indonesia sebetulnya memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut. Namun sayangnya, bahan baku itu justru diekspor mentah-mentah, sehingga para pelaku usaha itu terpaksa mengimpornya kembali dari luar negeri.
Parfum ini termasuk Health and Beauty, namun parfum ini kan dibuat dengan teknologi basic. Bahan baku parfum mereka dari nilam, cuma barang ini sudah diekspor, karena kita mengekspor nilam yang bahan baku, setelah itu sama (HMNS) diimpor lagi, ujarnya.
Untuk itu, menurutnya, sekarang Indonesia harus sudah bisa membatasi mana yang boleh diekspor, dan mana yang tidak boleh. Supaya nantinya, barang atau bahan baku tersebut tidak diimpor lagi dari luar negeri.
Siti Azizah juga mendorong agar milenial dan Gen Z turut berperan aktif menjadi talent dari wirausaha mapan yang berbasis teknologi. Dia yakin, generasi muda saat ini pasti mampu dan sanggup untuk bisa menjadi wirausaha berbasis teknologi.
"Jadi kita insyaallah ya.. Kalau untuk FnB sudah cukup banyak, dari ujung barat samapi timur pasti ada FnB. Harapan kami, kita bisa menciptakan wirausaha yang inovatif, berbasis teknologi, dan tentunya berkelanjutan," ucapnya.
Berlandaskan itu, Kemenkop UKM menggelar program Entrepreneur Development atau Entredev. Program ini sejalan dengan implementasi Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional untuk percepatan pencapaian target rasio kewirausahaan 3,95% di tahun 2024.
Menurutnya Azizah, Entredev memberikan dampak yang sangat signifikan, khususnya membantu wirausaha mengembangkan usahanya, terbentuknya tata kelola perusahaan secara baik dan tertulis serta meningkatkan kontribusi wirausaha terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Berdasarkan hasil evaluasi Entredev 2023, program ini memberikan impact yang sangat positif, khususnya bagi para peserta program. 97 % peserta menilai program ini membantu memajukan usaha dengan perbaikan model bisnis, seperti segmentasi pasar yang dituju dan peningkatan omset per bulan sekitar 30-40%.
Beberapa peserta unggulan berhasil masuk supermarket premium, dan terdapat peserta startup yang berhasil mendapat pendanaan pre Series A. Selain itu Entredev 2023 berhasil menciptakan program berkelanjutan melalui sesi Networking Day dan Business Matching, 34% peserta berkolaborasi dengan mitra stakeholder dan tercipta kolaborasi cross category dengan sesama peserta Entredev 2023, pungkasnya.
ALTERNATIF ALL WEBSITE BERIKUT :